Pada suatu hari lahirlah seorang anak yang bernama Nasywan Damar, dia lahir tanggal 12 Juni 1997. Ia dilahirkan dari keluarga yang sederhana dan tidak begitu kaya. Pekerjaan ayahnya yaitu sebagai Pegawai Pemerintahan di daerah tersebut, sementara ibunya sebagai ibu rumah tangga dan membuka warung kecil-kecilan untuk menambah pemasukan. Nasywan merupakan anak tunggal, sehingga dia selalu disayangi oleh orang tuanya.
Pada saat anak-anak Nasywan merupakan anak yang rajin, dan dia memiliki teman dekat bernama Paul. Mereka sering bermain bersama dan belajar bersama. Tetapi suatu hari mereka bermain terlalu lama, sehingga Nasywan dimarahi orang tuanya, dia menangis sangat keras lalu orang tuanya langsung memeluknya dan menciumnya.
Tahun demi tahun Nasywan lewati, dan dia pun menjadi remaja yang pintar, dia disekolahkan di sekolah favorit daerah tersebut. Nasywan tergolong anak yang pendiam dan rajin, sehingga dia selalu diejek dan dibully teman sekelasnya. Tetapi Nasywan tetap sabar dan berdoa agar teman temannya berubah. Pada saat remaja Nasywan selalu belajar dengan giat, sehingga dia selalu mendapatkan peringkat pertama dikelas dan sekolah itu. Pada saat kelulusan Nasywan mendapatkan nilai yang sangat bagus dan menjadi siswa berprestasi di sekolah itu, sehingga dia mendapatkan beasiswa, Nasywan sangat senang dan itu membuatnya menjadi semangat sekolah.
Pada saat Nasywan sudah dewasa, Nasywan bertemu dengan teman lamanya yaitu Paul di satu Universitas favorit di Negara Amerika Serikat. Tetapi paul berbeda dengan Nasywan, Paul tergolong anak yang nakal. Pada suatu hari Nasywan diajak Paul keluar untuk jalan-jalan bersama, Nasywan pun menerima ajakan Paul dan pergi bersamanya. Pada saat ditengah jalan mereka menabrak pembatas jalan karena kehilangan keseimbangan, yang mengakibatkan kaki Nasywan mengalami patah tulang dan Paul tewas ditempat karena kepalanya terbentur pembatas jalan sehingga mengalami pendarahan hebat. Mereka berdua dilarikan kerumah sakit oleh warga sekitar. Nasywan merasa sangat sedih karena kehilangan sahabat baiknya dan menangisi dirinya karena tidak bisa kuliah untuk waktu yang lama dikarenakan patah tulang.
2 bulan pun dilalui Nasywan dan akhirnya patah tulangnya sembuh, sehingga bisa melanjutkan kuliahnya lagi. Tetapi prestasinya menurun, karena dia hanya berbaring tanpa belajar selama 2 bulan. Karena tekadnya yang teguh ingin menggapai cita-citanya, Nasywan belajar dengan sangat tekun dan rajin. Orang tua Nasywan pun merasa bangga karena mempunyai anak yang sangat rajin dan sikapnya yang dewasa.
No comments:
Post a Comment