Thursday, April 19, 2018

FUNGSI, PERSYARATAN, DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF


Nama    : Ihsan Ernanto Putera
Kelas     : 1KB07
Dosen   : Ahmad Nasher


UNIVERSITAS GUNADARMA


FUNGSI, PERSYARATAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF

 

Fungsi paragraf

Paragraf  sendiri memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Mengekspresikan suatu pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk tulisan ke dalam serangkaian kalimat yang disusun secara logis. 
2. Membantu pembaca dalam memahami isi atau topik sesuai dengan jalan pikiran penulisnya. 
3. Memudahkan penulis dalam menyusun gagasan – gagasan yang ada di dalam pikiran penulis.
4. Membantu penulis untuk mengembangkan idenya secara sistematis. 
5. Memudahkan pengarang untuk mengembangkan topik – topik pada paragraf menajdi sebuah karangan lengkap yang akan dibuat. 
6. Paragraf dapat menjadi sebuah pengantar ide, transisi, isi atau penutup pada sebuah karangan. 

Syarat-Syarat Paragraf

Syarat-Syarat Paragraf yang Baik - Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berangkai nan padu yang membentuk suatu gagasan utama yang ingin disampaikan oleh pembacanya. Suatu paragraf yang baik harus mencakup beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Kelengkapan (Completeness)


Paragraf yang baik harus memiliki unsur – unsur paragraf yang lengkap diantaranya adalah:

Gagasan utama 

Gagasan utama adalah topik utama atau permasalahan yang sedang dibahas dalam suatu paragraf.

Kalimat utama

Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama. Kalimat ini memaparkan apa yang akan dibahas pada paragraf tersebut. Letak kalimat utama di dalam sebuah paragraf bervariasi ada yang terletak di awal yang disebut dengan paragraf deduktif, di akhir yang disebut paragraf induktif maupun di awal dan akhir yang disebut paragraf campuran.

Kalimat penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat – kalimat yang mendukung gagasan utama. Kalimat penjelas perlu untuk ditulis karena kalimat inilah yang akan memberikan alasan yang kuat pada gagasan utama. Kalimat – kalimat ini harus mengandung data berupa fakta, contoh maupun alasan yang jelas.

2. Kesatuan (Unity)


Suatu paragraf yang baik juga harus memiliki syarat kesatuan atau unity. Yang dimaksud dengan kesatuan adalah suatu  paragraf harus memiliki satu kesatuan gagasan utama beserta dengan gagasan – gagasan penjelas lainnya. Gagasan – gagasan tersebut dikembangkan dengan saling menghubungkannya satu sama lain dengan suatu kesatuan yang utuh sehingga tidak menyebabakan kalimat sumbang di dalam paragraf. 

Dengan kata lain, syarat kesatuan akan terpenuhi jika gagasan utama di dalam paragraf terjalin sangat baik dengan gagasan – gagasan penejelas lainnya dan saling mendukung satu sama lain.  Jika tidak adanya kesatuan di dalam paragraf, maka bisa dipastikan paragraf tersebut tidaklah baik.

3. Kepaduan (Coherence)


Paragraf yang baik harus memiliki unsur kepaduan di dalamnya. Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kalimat – kalimat di dalam paragraf terjalin atau terangkai dengan logis dan serasi. Syarat kepaduan di dalam suatu paragraf terpenuhi dengan menggunakan konjungsi sehingga kalimat – kalimat tersebut menjadi saling berkaitan. 

Ada dua macam konjungsi yang dapat digunakan di dalam suatu paragraf, diantaranya adalah konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat seperti : sehingga, tetapi, karena, agar, dan sebagainya. Serta konjungsi antar kalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya, seperti : oleh karena itu, namun, disamping, bahkan, jadi, kemudian, dan sebagainnya. 

Syarat – syarat di atas penting untuk dipenuhi agar suatu paragraf menjadi baik sehingga para pembacanya mudah memahami apa yang sedang dibicarakan atau dibahas dalam paragraf tersebut.

PENGEMBANGAN PARAGRAF
Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi“. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua, dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logika sehingga penyataan tadi merupakan suatu yang meyakinkan.

Dalam praktek pengembangan paragraf, kedua teknik di atas dapat dirinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya dengan (a) memaparkan hal-hal yang khusus (umum-khusus/khusus-umum), (b) memberikan contoh, (b) menampilkan fakta-fakta, (c) memberikan alasan-alasan, dan (d) dengan bercerita, definisi luas, atau campuran. Ketiga cara tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh berikut:

1.    Pengembangan paragraf dengan pemberian contoh dalam jenis pengembangan ini dikemukakan suatu pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh kongkret. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh: Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya terletak pada pemilihan kata (diksi) dan penyusunan kalimat efektif. Kesalahan pemilihan kata yang tepat, di antaranya digunakannya kata sering, mungkin, kadang-kadang, sangat, danmemang yang mengarah pada ketidakyakinan penulis akan hal yang dikemukakan. Adapun kesalahan penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat yang panjang yang di dalamnya terdapat kata yang tidak perlu, seperti penulisan kata dapat, telah, dan adalah pada kalimat Dalam bab ini dapat dituliskan dua hal yang telah menjadi temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Untuk itu dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, representatif, dan dapat mewakili keadaan sebenarnya.

2.    Pengembangan Paragraf dengan definisi luasDefinisi luas (definisi formal yang diperluas) dapat dipakai untuk mengembangkan pokok pikiran. Semua penjelasan atau uraian menuju pada perumusan definisi itu. Berikut contoh pengembangan paragraf dengan definisi luas. Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau sesuatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung pada kemampuan pengarang dalam memaparkan atau memberikan penjelasan ide atau gagasan yang disampaikan. Pengembangan dengan definisi luas tidak hanya berupa paragraf, bahkan dapat pula berupa sebuah buku. Meskipun demikian, dasar-dasar definisi tetap sama.

3.    Pengembangan Alamiah,  Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian yang dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar kedalam dan sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya gambaran urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.

4.    Pengembangan Klimaks dan Anti Klimaks,  Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari persoalan yang paling rendah kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan dari klimaks.
5.    Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan,  Paragraf perbandingan dan pertentangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).

6.    Pengembangan Analogi,  Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.

7.    Pengembangan contoh-contoh, Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-contoh.

8.    Pengembangan Akibat-sebab akibat,  Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai pikiran penjelas.

9.    Pengembangan Klasifikasi,  Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).

10.  Pengembangan Umum Khusus-Khusus Umum,   Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus umum, mula-mula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat khusus umum.

KESIMPULAN : Paragraf sendiri memiliki fungsi sebagai mengekspresikan suatu pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk tulisan ke dalam serangkaian kalimat yang disusun secara logis. Syarat-syarat paragraf adalah kelengkapan, kesatuan, dan kepaduan.
Kalimat yang baik harus memiliki gagasan, kalimat utama, dan kalimat penjelas. Suatu paragraf yang baik juga harus memiliki syarat kesatuan atau unity. Yang dimaksud dengan kesatuan adalah suatu  paragraf harus memiliki satu kesatuan gagasan utama beserta dengan gagasan – gagasan penjelas lainnya. Gagasan – gagasan tersebut dikembangkan dengan saling menghubungkannya satu sama lain dengan suatu kesatuan yang utuh sehingga tidak menyebabakan kalimat sumbang di dalam paragraf.. Ada dua macam konjungsi yang dapat digunakan di dalam suatu paragraf, diantaranya adalah konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat seperti : sehingga, tetapi, karena, agar, dan sebagainya. Serta konjungsi antar kalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya, seperti : oleh karena itu, namun, disamping, bahkan, jadi, kemudian, dan sebagainnya. 

SUMBER          :   SUMBER1 SUMBER2 


No comments:

Post a Comment